Rabu, 08 Juni 2016

Paleontologi Ungkapkan Kebohongan Evolusi

Paleontologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Fosil merupakan makhluk hidup yang mati dan kemudian terawetkan oleb sebab-sebab tertentu. Ilmu ini termasuk kedalam ilmu kebumian atau disebut geologi.

Fosil-fosil dapat ditemukan di mana saja. Fosil-fosil ini pun menunjukkan bahwa makhluk hidup pada masa purba dengan masa sekarang sama.
Hipotesis Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi secara berangsur-rangsur. Namun, para ilmuan tidak menemukan petunjuk bahwa makhluk hidup berevolusi dikarenakan tidak ditemukannya transisi spesies satu ke spesies lain pada setiap fosil. Contoh: ikan memiliki kaki yang mirip dengan buaya itu tidak ditemukan fosilnya; contoh lain, tidak adanya fosil makhluk hidup transisi dari burung ke reptil.

Dengan demikian, ilmuwan yang membela teori evolusi mengemukakan bahwa evolusi terjadi berdasarkan model punctuated equilibrium. Punctuated equilibrium dapat diartikan bahwa makhluk hidup dapat berevolusi secara tiba-tiba/berevolusi dalam hitungan detik. Ilmuwan evolusionis menegaskan bahwa model ini terjadi pada makhluk hidup yang terkena musibah, contoh: beruang secara tiba-tiba menjadi paus karena tersambar petir, dan musibah ini menyebabkan terjadinya mutasi besar-besaran pada beruang sehingga beruang berevolusi menjadi seekor paus.

Jika kita simpulkan wacana diatas, memang banyak sekali ilmuwan paleontologi yang mempercayai asumsi pada ilmuwan evolusionis. Teori evolusi itu benar-benar tidak ada karena tidak ditemukannya transisi spesies satu ke spesies lain pada setiap fosil. Dan teori evolusi itu merupakan teori yang semestinya runtuh karena model punctuated equilibrium tadi. Model ini sama saja dengan cerita seseorang berubah menjadi spiderman akibat digigit laba-laba, atau cerita si pangeran kodok. Kesimpulannya bahwa Teori Evolusi darwin itu bohong, dan model terakhir yang dikemukakan oleh para ilmuwan evolusionis (punctuated equilibrium), tidak dapat diterima oleh akal dan tidak bisa dijadikan landasan ilmiah lagi karena mutasi apalagi mutasi besar-besaran tidak mungkin terjadi jika struktur pada desain tubuh makhluk hidup sangat kompleks  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar