Kata
Pengantar
Puji syukur senantiasa
saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Fisika. Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam
belajar Gravitasi. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan
mudah mempelajari dan memahami Gravitasi secara lebih lanjut.
Ucapan terima kasih saya ucapkan
kepada semua pihak yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang
telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan
makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini,
namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dalam menyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
Gravitasi. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
Cianjur, 16 Maret 20017
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Gravitasi menarik segala benda yang berada di atmosfir
bumi untuk jatuh kembali ke tanah dengan akselerasi (g) rata-rata 9.8 m/s².
Dengan gravitasi itu semua benda di permukaan bumi bisa diam di tempatnya
masing-masing dan dengan itu pula lah kita bisa berdiri stabil di tempat kita
berada.
Ada 2 cara. Cara yang pertama adalah dengan tidak
mempunyai massa, karena gravitasi hanya memberikan efek pada benda yang
mempunyai bobot. Cara kedua ini kelihatannya lebih mudah dan sudah banyak
diaplikasikan. Manusia bisa meluncurkan roket, mendisain pesawat bahkan
mengorbitkan satelit selama berbulan-bulan. Perlu diketahui bahwa persoalan
yang dipikirkan Newton ini telah ada sejak zaman yunani kuno. Ada dua persoalan
dasar yang telah diselidiki oleh orang yunani, jauh sebelum Newton lahir.
Persoalan yang selalu dipertanyakan adalah mengapa benda-benda selalu jatuh ke
permukaan bumi dan bagaimana gerakan planet-planet, termasuk matahari dan
bulan (matahari dan bulan pada waktu itu digolongkan menjadi
planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu itu melihat kedua
persoalan di atas (benda yang jatuh dan gerakan planet) sebagai
dua hal yang berbeda.
Demikian hal itu berlanjut hingga zaman Newton. Jadi
apa yang dihasilkan oleh dibangun di atas hasil karya orang-orang sebelum
dirinya. Yang membedakan Newton dan orang-orang sebelumnya adalah bahwa Newton
memandang kedua persoalan dasar di atas (gerak jatuh benda dan gerakan
planet) disebabkan oleh satu hal saja dan pasti mematuhi hukum yang
sama. Pada abad ke-17, menemukan bahwa ada interaksi yang sama yang menjadi
penyebab jatuhnya buah apel dari pohon dan membuat planet tetap berada pada
orbitnya ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya
satelit alam kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya.
BAB II
ISI PEMBAHASAN
ISI PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gravitasi
Gaya gravitasi bumi atau arti gaya tarik bumi adalah suatu gaya
tarik-menarik yang terjadi pada semua partikel yang mempunyai massa. Jika di
bumi, gaya gravitasi bumi disebabkan karena bumi yang berukuran besar memiliki
massa yang juga besar sehingga dapat menarik semua benda yang berada di
atasnya.
Besar gaya gravitasi bumi yang menyebabkan benda-benda di atasnya
tertarik ini disebut besar gaya tarik bumi atau besar gravitasi. Tidak heran
kalau semua benda yang ada dipermukaan bumi akan terengaruh oleh gaya gravitasi
bumi.
B. Sejarah Gravitasi
Gravitasi menyatakan bahwa semua objek bergerak
relatif terhadap bumi. Teori ini dipercaya selama hampir sebuah teori lahir
dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah untuk
mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah
kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah
kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Kita pasti sering melihat fenomena gravitasi dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya buah kelapa jatuh dari tangkainya dan batu yang kita lempar ke atas
akan kembali jatuh ke bumi. Semua itu terjadi karena adanya gravitasi yang
dimiliki bumi.
Apa itu gravitasi?
Secara sederhana gravitasi dapat diartikan sebagai gaya tarik yang dimiliki
suatu benda. Gravitasi disebabkan adanya massa yang dimiliki benda. Gravitasi
merupakan gaya interaksi fundamental yang ada di alam. Para perencana program
ruang angkasa secara terus menerus menyelidiki gaya ini. Sebab, dalam sistem
tata surya dan penerbangan ruang angkasa, gaya gravitasi merupakan gaya yang
memegang peranan penting. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu
Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara
planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk
mengatasi masalah ini, Ptolemous mengajukan dua komponen gerak. Pertama, gerak
dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang
disebut deferent. Kedua, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat
pada deferent disebut epycycle. Ini artinya Ptolemous menganggap bahwa benda-
benda langit itu bergerak melingkar dengan kecepatan angular yang tidak sama
relatif terhadap pusatnya, kecepatan anguler itu hanya sama terhadap titik di
luar pusat lingkaran itu.
Nicolas Copernicus
(1473-1543)Seorang astronom asal Polandia, merupakan ilmuwan pertama yang
menggagas bahwa Bumi berputar mengelilingi matahari. Sistem Copernicus yang
baru tentang alam semesta menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta,
serta terdapat tiga jenis gerakan bumi. Tiga jenis gerakan bumi itu adalah
gerak rotasi bumi (perputaran bumi pada porosnya), gerak revolusi (gerak bumi
mengelilingi matahari) dan suatu girasi perputaran sumbu bumi yang
mempertahankan waktu siang dan malam sama panjangnya. Teori Copernicus tersebut
ditulis tangan dan diedarkan di antara kawan-kawannya pada tahun 1530. Copernicus
menerbitkan hasil karyanya sendiri pada tahun 1543 berjudul On the Revolutions
Of the Celestial Orbs. Copernicus berpendapat bahwa sistem yang dikemukakan
oleh Ptolemous ‘tidak cukup tepat, tidak cukup memuaskan pikiran’, karena
Ptolemous beranjak langsung dari karya kelompok Pythagoras. Untuk menjelaskan
gerakan benda-benda langit, Ptolemous menganggap bahwa benda-benda langit itu
bergerak melingkar dengan kecepatan angular yang tidak sama relatif terhadap
pusatnya, kecepatan anguler itu hanya sama terhadap titik di luar pusat
lingkaran itu.
Menurut Copernicus,
asumsi itu merupakan kesalahan pokok dari sistem Ptolemous. Akan tetapi, hal
ini bukan hal pokok yang dikemukakan oleh Copernicus. Kritik utama yang
dikemukakan oleh Copernicus kepada para ahli astronomi pendahulunya adalah,
dengan menggunakan aksioma-aksiomanya, mereka telah gagal menjelaskan gerakan
benda-benda langit yang teramati dan juga teori-teori yang mereka kembangkan
melibatkan sistem yang rumit yang tidak perlu. Copernicus menilai para
pendahulunya dengan mengatakan : “di dalam metode yang dikembangkan, mereka
telah mengabaikan hal-hal penting atau menambahkan hal-hal yang tidak perlu”.
Di dalam sistem
Copernicus, bumi berputar mengitari matahari, seperti planet-planet lainnya.
Bumi menjalani gerakan yang seragam dan melingkar sebagai benda langit, suatu
gerakan yang sejak lama diyakini sebagai gerakan yang sempurna. Lebih jauh,
Copernicus menekankan kesamaan antara bumi dengan benda-benda langit lainnya
bahwa semuanya memiliki gravitasi. Gravitasi ini tidak berada di langit,
melainkan bekerja pada materi, seperti bumi dan benda-benda langit memiliki
gaya ikat dan mempertahankannya dalam suatu lingkaran yang sempurna. Untuk hal
ini penjelasan copernicus agak berbau teologis : “menurut saya gravitasi tidak
lain daripada suatu kekuatan alam yang diciptakan oleh pencipta agar supaya
semuanya berada dalam kesatuan dan keutuhan. Kekuatan seperti itu mungkin juga
dimiliki oleh matahari, bulan dan planet-planet agar semuanya tetap bundar”.
Galileo Galilei
(1564-1642) Ilmuwan Italia
besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode ilmiah
dari siapa pun juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Saat muda, beliau
belajar di Universitas Pisa tetapi berhenti karena urusan keuangan. Meski
begitu tahun 1589 beliau mampu dapat posisi pengajar di universitas itu.
Beberapa tahun kemudian, beliau bergabung dengan Universitas Padua dan menetap
di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah beliau menciptakan tumpukan
penemuan-penemuan ilmiah. Sumbangan penting pertamanya di bidang mekanika.
Aristoteles
mengajarkan, benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang
lebih ringan, dan bergenerasi-generasi kaum cerdik pandai menelan pendapat
filosof Yunani yang besar pengaruh ini. Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu
benar-tidaknya, dan lewat serentetan eksperimen dia berkesimpulan bahwa
Aristoteles keliru. Yang benar adalah, baik benda berat maupun enteng jatuh
pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang kecepatannya
akibat pergeseran udara. (Kebetulan, kebiasaan Galileo melakukan percobaan
melempar benda dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar).
Mengetahui hal ini,
Galileo mengambil langkah-langkah lebih lanjut. Dengan hati-hati dia mengukur
jarak jatuhnya benda pada saat yang ditentukan dan mendapat bukti bahwa jarak
yang dilalui oleh benda yang jatuh adalah berbanding seimbang dengan jumlah
detik kwadrat jatuhnya benda. Penemuan ini (yang berarti penyeragaman
percepatan) memiliki arti penting tersendiri. Bahkan lebih penting lagi Galileo
berkemampuan menghimpun hasil penemuannya dengan formula matematik. Penggunaan
yang luas formula matematik dan metode matematik merupakan sifat penting dari
ilmu pengetahuan modern. Sumbangan besar Galileo lainnya ialah penemuannya
mengenai hukum kelembaman.
Sebelumnya, orang percaya
bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi makin pelan dan
sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan agar
terus bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan
itu keliru. Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat
dihilangkan, benda bergerak cenderung tetap bergerak tanpa batas. Ini merupakan
prinsip penting yang telah berulang kali ditegaskan oleh Newton dan digabungkan
dengan sistemnya sendiri sebagai hukum gerak pertama salah satu prinsip vital
dalam ilmu pengetahuan. Penemuan Galileo yang paling masyhur adalah di bidang
astronomi.
Teori perbintangan di
awal tahun 1600-an berada dalam situasi yang tak menentu. Terjadi selisih
pendapat antara penganut teori Copernicus yang matahari-sentris dan penganut
teori yang lebih lama, yang bumi-sentris. Sekitar tahun 1609 Galileo menyatakan
kepercayaannya bahwa Copernicus berada di pihak yang benar, tetapi waktu itu
dia tidak tahu cara membuktikannya. Di tahun 1609, Galileo dengar kabar bahwa
teleskop diketemukan orang di Negeri Belanda. Meskipun Galileo hanya mendengar
samar-samar saja mengenai peralatan itu, tetapi berkat kegeniusannya dia mampu
menciptakan sendiri teleskop. Dengan alat baru ini dia mengalihkan perhatiannya
ke langit dan hanya dalam setahun dia sudah berhasil membuat serentetan
penemuan besar. Dilihatnya bulan itu tidaklah rata melainkan benjol-benjol,
penuh kawah dan gunung-gunung. Benda-benda langit, kesimpulannya, tidaklah rata
serta licin melainkan tak beraturan seperti halnya wajah bumi. Ditatapnya Bima
Sakti dan tampak olehnya bahwa dia itu bukanlah semacam kabut samasekali
melainkan terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang yang dengan mata
telanjang memang seperti teraduk dan membaur satu sama lain. Kemudian
diincarnya planet-planet dan tampaklah olehnya Saturnus bagaikan dilingkari
gelang. Teleskopnya melirik Yupiter dan tahulah dia ada empat buah bulan
berputar-putar mengelilingi planet itu. Di sini terang-benderanglah baginya
bahwa benda-benda angkasa dapat berputar mengitari sebuah planet selain bumi.
Keasyikannya menjadi-jadi: ditatapnya sang surya dan tampak olehnya ada
bintik-bintik dalam wajahnya. Memang ada orang lain sebelumnya yang juga
melihat bintik-bintik ini, tetapi Galileo menerbitkan hasil penemuannya dengan
cara yang lebih efektif dan menempatkan masalah bintik-bintik matahari itu
menjadi perhatian dunia ilmu pengetahuan.
Selanjutnya,
penelitiannya beralih ke planet Venus yang memiliki jangka serupa benar dengan
jangka bulan. Ini merupakan bagian dari bukti penting yang mengukuhkan teori
Copernicus bahwa bumi dan semua planet lainnya berputar mengelilingi matahari.
Ilustrasi dari hukum daya pengungkit Galileo dipetik dari buku Galileo
‘Perbincangan Matematik dan Peragaan’.Penemuan teleskop dan serentetan penemuan
ini melempar Galileo ke atas tangga kemasyhuran. Sementara itu, dukungannya
terhadap teori Copernicus menyebabkan dia berhadapan dengan kalangan gereja
yang menentangnya habis-habisan. Pertentangan gereja ini mencapai puncaknya di
tahun 1616, dia diperintahkan menahan diri dari menyebarkan hipotesa
Copernicus.
Isaac Newton
(1642-1727) Newton sangat aktif di berbagai bidang. Ia mempelajari alkemi (yang
masih cukup dihormati saat itu) dan teologi. Ia bekerja sebagai anggota
Parlemen Inggris (gelar ksatria diterimanya untuk bidang politik, bukan sains),
Kepala Royal Mint (percetakan uang Inggris), dan Presiden Royal Society
(lembaga sains dan ilmu pengetahuan nasional Inggris). Newton sangat tertutup
tentang pekerjaannya dan sering terlibat dalam pertengkaran sengit dengan
ilmuwan lain mengenai “siapa yang lebih dulu mencetuskan suatu ide” (biasanya,
memang ia yang pertama kali mencetuskannya, namun lupa memberitahukannya kepada
siapapun). Karya besarnya di bidang fisika diselesaikan sebelum usia 30 tahun,
namun baru dipublikasikan tahun 1687 atas desakan Edmund Halley. Pada tahun
1690-an, Newton mengalami guncangan mental. Meskipun berhasil pulih untuk hidup
normal kembali, ia tidak lagi bergelut di bidang ilmiah.
Hukum Mekanika
Pertama Newton Hukum pertama dari ketiga hukum mekanika Newton segera
memperlihatkan kepada kita bagaimana para fisikawan seringkali harus
meninggalkan ‘penalaran biasa’ untuk memahami dunia. Hukum ini menyatakan bahwa
setiap benda yang ada di alam semesta hanya dapat berada dalam keadaan tetap
diam atau terus bergerak pada sebuah garis lurus, kecuali suatu gaya dikenakan
kepadanya. Sejauh ini bagian yang ‘tetap diam’ bukanlah masalah karena masih
bisa dipahami dengan ‘penalaran biasa’. Di muka bumi ini,sebagian besar benda
memang berada dalam keadaan diam, kecuali benda tersebut diberi suatu dorongan.
Namun setelah didorong, benda tersebut tidak akan terus bergerak pada sebuah
garis lurus. Benda itu akan bertambah pelan dan akhirnya berhenti.
Hukum Kedua Newton
Hukum mekanika kedua Newton juga membantu menjelaskan mengenai pergerakan
benda. Hukum ini menjelaskan seberapa besar pergerakan sebuah benda dipengaruhi
oleh gaya yang diberikan kepadanya. Hukum ini mengatakan bahwa percepatan akan
timbul bila suatu gaya dikenakan pada sebuah benda bermassa. a=F/m Bila hukum
gerak kedua Newton digabungkan dengan hukum kuadrat-kebalikan gravitasi (hukum
pertama), maka keduanya akan menjelaskan percepatan yang dialami sebuah apel
yang jatuh dari pohonnya ke permukaan Bumi (apel Newton). Kedua hukum ini juga
menjelaskan mengenai percepatan Bulan ketika bergerak pada orbitnya
mengelilingi Bumi. Dalam kedua kasus di atas, penyebabnya adalah sama, yaitu
gaya gravitasi Bumi.
Hukum Ketiga Newton
Newton membuktikan bahwa untuk setiap aksi akan terdapat sebuah reaksi yang
sama besar namun arahnya berlawanan. Meskipun singkat, hukum ini memberi kita
banyak informasi.. Pertama, ia menyampaikan bahwa jika kamu menumbuk sesuatu,
maka sesuatu itu pun akan menumbukmu balik. Hal ini cukup mudah dibuktikan.
Jika kamu menghujamkan tinju ke sebuah meja, kamu akan dapat merasakan dengan
jelas reaksi balik permukaan meja pada tinjumu. Hukum ini juga mengatakan bahwa
aksi dan reaksi terjadi secara bersamaan. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik
yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika
modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari
Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan
hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus. Sebagai contoh, bumi yang
memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar
untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan
benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang
ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk
satelit buatan manusia. Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai
berikut: Setiap massa titik menarik semua massa titik lainnya dengan gaya
segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut
berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
C. Hukum Gravitasi Newton
“Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan
garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus
dengan perkalian massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
kedua benda tersebut.”
Teori ini dituangkan kedalam persamaan sebagai berikut
:
Gaya gravitasi antara
dua benda merupakan gaya aksi reaksi. Benda 1 menarik benda 2 (F21)
dan benda 2 menarik benda 1 (F12), Berdasarkan hukum III Newton
kedua gaya ini besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.
1. Tetapan Gravitasi Umum (G)
Pada saat Newton
mengemukakan teorinya tentang gravitasi, G merupakan suatu konstanta yang belum
diketahui nilainya. Orang yang pertama kali melakukan eksperimen untuk
menentukan nilai G adalah Henry Cavendish. Pada tahun 1798, dengan menggunakan
neraca torsi yang diperhalus dan sangat peka, Henry Cavendish berhasil
menemukan nilai G sebesar 6,754 x 10-11 Nm2/kg2.
Saat ini ditetapkan nilai G sebesar 6,67 x 10-11 Nm2/kg2.
Untuk menghormati jasanya, neraca torsi tersebut diberi nama neraca Cavendish.
2. Resultan Gaya Gravitasi
Apabila sebuah benda
mengalami dua buah gaya gravitasi atau lebih, gaya gravitasi yang dialami benda
tersebut merupakan jumlah gaya-gaya gravitasi yang dihitung berdasarkan
penjumlahan vektor.
F12 (dibaca: F satu dua,
bukan F dua belas) adalah gaya gravitasi yang dialami m1 akibat gaya tarik m2.
F13adalah gaya gravitasi yang dialami m1 akibat gaya tarik m3.Penjumlahan
kedua gaya gravitasi di atas sebagai berikut.
Θ adalah sudut yang
dibentuk oleh dua buah vector.
D. Medan Gravitasi dan Percepatan
Gravitasi
Gaya gravitasi
termasuk gaya nonkontak, yaitu gaya yang bekerja tanpa bersentuhan langsung
dengan benda. Gaya gravitasi dapat bekerja pada suatu benda apabila benda
tersebut berada dalam suatu medan gravitasi. Medan gravitasi adalah ruangan di sekitar benda bermassa yang masih
memiliki nilai percepatan gravitasi. Akibatnya, benda
lain yang berada di dalam ruangan ini masih mengalami gaya gravitasi. Medan
gravitasi digambarkan sebagai berikut.
1.
Kuat Medan
Gravitasi atau Percepatan Gravitasi pada Suatu Planet
Kuat medan gravitasi
merupakan besarnya gaya gravitasi yang bekerja tiap satuan massa. Dengan
demikian, kuat medan gravitasi dirumuskan sebagai berikut.
a. Kuat medan gravitasi pada
permukaan
Apabila terdapat
suatu planet dengan massa M dan jari-jari R, kuat medan gravitasi pada
permukaan planet sebagai berikut.
b. Kuat medan gravitasi pada ketinggiari h di atas planet
Apabila suatu benda
berada pada ketinggian h di atas permukaan planet , jarak benda terhadap pusat
bumi sebesar (R + h). Dengan demikian, kuat medan gravitasi atau percepatan
gravitasi pada ketinggian h di atas permukaan planet sebagai berikut.
Besar percepatan
gravitasi yang dialami semua benda pada permukaan planet adalah sama. Selembar
bulu binatang dan batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dalam tabung
hampa udara akan mencapai dasar tabung secara bersamaan. Akan tetapi, dalam
kehidupan sehari-hari, batu akan sampai ke tanah tertebih dahulu daripada bulu
binatang apabila kedua benda tersebut dijatuhkan dari ketinggian yang sama pada
saat bersamaan. Hal ini bukan berarti karena percepatan gravitasi yang dialami
kedua benda berbeda nilainya. Akan tetapi, karena bulu binatang mengalami
gesekan udara yang lebih besar sehingga terhambat dan memerlukan waktu lebih
lama untuk sampai ke permukaan bumi.
2.
Perbandingan Percepatan Gravitasi Dua Buah Planet
Apabila terdapat
planet mA dan mB serta memiliki
jari-jari RA dan RB, perbandingan antara percepatan
gravitasi planet A dan B sebagai berikut.
3.
Resultan Percepatan Gravitasi yang Dialami Suatu Benda
Seperti halnya gaya
gravitasi yang dialami suatu benda, percepatan gravitasi juga merupakan besaran
vektor. Penjumlahan percepatan gravitasi yang dialami suatu benda adalah
penjumlahan secara vektor dari tiap-tiap percepatan gravitasi tersebut.
E. Energi Potensial Gravitasi
1.
Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial benda bermassa m
yang terletak pada jarak r dari pusat planet dinyatakan sebagai berikut.
2.
Potensial Gravitasi
Potensial gravitasi merupakan
besar energi potensial gravitasi per satuan massa. Secara matematis, potensial
gravitasi dirumuskan sebagai berikut.
Potensial gravitasi merupakan
besaran skalar. Oleh karena itu, potensial gravitasi yang disebabkan oleh
beberapa benda bermassa merupakan jumlah dari potensial gravitasi dari
tiap-tiap benda yang dirumuskan sebagai berikut.
F. Hukum Kepler dan
Gerak Planet
Hukum
Kepler ini telah dicetuskan oleh Johannes Kepler
setengah abad sebelum Newton mengajukan ketiga Hukum-nya tentang gerak dan
hukum gravitasi universal. Di antara hasil karya Kepler, terdapat tiga penemuan
yang sekarang kita kenal sebagai Hukum Kepler mengenai gerak planet. Hukum
Kepler dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
Hukum
Kepler 1 mengenai bentuk lintasan Planet
Hukum
Kepler 2 mengenai luas daerah sapuan Planet dibandingkan
dengan selang waktu
Hukum
Kepler 3 mengenai perbandingan antara periode dengan
jari-jari lintasan.
1.
Hukum I Kepler
Bunyi
hukum Kepler 1 yaitu “Setiap planet bergerak dalam
lintasan elips dan matahari berada disalah satu fokusnya”. Pada waktu
itu pernyataan ini dianggap radikal, karena kepercayaan yang berlaku pada saat
itu memandang bahwa orbit harus didasari dengan lingkaran sempurna. Pengamatan
ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam semesta
menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks
yang lebih modern.
Pada saat itu Kepler
sendiri tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak dengan cara demikian.
Ketika mulai tertarik dengan gerak planet-planet, Newton menemukan bahwa
ternyata hukum-hukum Kepler ini bisa diturunkan secara matematis dari hukum
gravitasi universal dan hukum gerak Newton. Newton juga menunjukkan bahwa di
antara kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum gravitasi, hanya satu yang
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum Kepler.
Dimensi paling panjang pada
orbit elips diatas disebut sumbu mayor alias sumbu utama, dengan setengah
panjang a. Setengah panjang ini disebut sumbu semiutama alias semimayor. F1 dan
F2 adalah titik Fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. Tidak
ada benda langit lainnya pada F2. Total jarak dari F1 ke P dan F2 ke P sama
untuk semua titik dalam kurva elips. Jarak pusat elips (O) dan titik fokus (F1
dan F2) adalah ea, di mana e merupakan angka tak berdimensi yang besarnya
berkisar antara 0 sampai 1, disebut juga eksentrisitas. Jika e = 0 maka elips
berubah menjadi lingkaran. Kenyataanya, orbit planet berbentuk elips alias
mendekati lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah bernilai
nol. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah 0,017. Perihelion merupakan titik
yang terdekat dengan matahari, sedangkan titik terjauh adalah aphelion.
2.
Hukum II Kepler
Bunyi
hukum Kepler 2 yaitu “Luas daerah yang disapu oleh
garis antara matahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu yang
sama”. Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan
antara matahari dengan planet melewati sudut (misal : dθ ). Garis tersebut melewati
daerah sapuan yang berjarak r, dan luas daerah sapuan dA=1/2 r(pangkat)2 dθ
.Sementara laju planet ketika melewati daerah itu adalah dA/dt disebut
kecepatan sektor.
Hal yang paling utama dalam
Hukum Kepler II adalah kecepatan sektor mempunyai harga yang sama pada semua
titik sepanjang orbit yang berbentuk elips. Ketika planet berada di perihelion,
nilai r kecil, sedangkan dθ/dt besar. Ketika planet berada di aphelion, nilai r
besar, sedangkan dθ/dt kecil.
3.
Hukum III
Kepler
Planet yang terletak jauh
dari matahari memiliki periode orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat
letaknya. Bunyi hukum Kepler 3 menjabarkan
hal tersebut secara kuantitatif yaitu “Kuadrat waktu yang diperlukan
oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata‐rata planet‐planet tersebut dari matahari”. Jika T1
dan T2 mewakili periode dua buah planet berbeda, dan r1 dan r2 mewakili
jari-jari semimayor antara dua planet tersebut, maka dapat ditulis sebagai
persamaan :
Dengan kata lain persamaan
diatas dapat ditulis kembali sebagai persamaan baru sebagai berikut :
ini berarti untuk setiap planet harus memiliki
nilai r^3/T^2 yang sama. Berikut adalah data mengenai jari-jari semimayor
dan waktu periode planet-planet yang menjadi dasar pemikiran Kepler terhadap
hukum Kepler III.
G.
Gerak Planet dan Satelit
1.
Gerak
Planet
Bumi
dapat tetap berada pada lintasannya ketika mengelilingi Matahari dikarenakan
adanya gaya gravitasi yang dikerjakan Matahari pada planet tersebut. Jika
periode revolusi suatu planet ketika mengelilingi Matahari adalah T dan jarak planet tersebut ke Matahari
adalah 2πr, maka planet tersebut
menempuh jarak 2πr dalam waktu T. Dengan demikian kellajuan liner
planet tersebut adalah . Berdasarkan hubungan antara gaya sentripetal planet dan gaya
gravitasi Matahari pada planet, maka kelajuan linier sebuah planet ketika
mengelilingi Matahari dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
Dengan MM
merupakan massa matahari.
2. Gerak Satelit
Satelit
merupakan benda yang mengelilingi planet atau benda-benda langit lain yang
lebih besar dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Selain satelit
alamiah, terdapat satelit buatan, yaitu satelit alamiah. Selain satelit
alamiah, terdapat satelit buatan, yaitu satelit yang dibuat oleh manusia dan
diluncurkan ke luar angkasa untuk mengorbit benda langit tertentu, misalnya
Bumi. Satelit buatan ini dimanfaatkan untuk keperluan, di antaranya mengamati
dan memperlajari benda-benda langit (satelit astronomi), melakukan komunikasi
telepon, radio, dantelevisi (satelit komunikasi), melakukan navigasi (satelit
navigasi), melakukan penetaab Bumi (satelit geodesi), menyelidiki atmosfer dan
cuaca di Bumi (Satelit meteorologi), memberikan informasi kekuatan militer
suatu negara, dll.
Berdasarkan
hukum kekekalan energi, para ahli fisika berhasil menentukan kelajuan minimum
benda yang ditembakkan dari permukaan bumi sehingga benda tersebut kemudian
bergerak sebagai satelit (mengelilingi Bumi). Kelajuan minimum ini biasanya
disebut dengan kelajuan lepas (secape speed). Dalam hal ini, keajuan lepas
didefinisikan sebagai kelajuan minimum
yang diperlukan oleh sebuah benda untuk melepaskan diri dari tarikan gravitasi
bumi. Nilai kelajuan lepas ini dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
Jika
sebuah benda ditembakkan dari permukaan bumi dengan kelajuan yang sama atau
lebih besar dari kelajuan lepas tersebut, maka benda tersebut akan mengorbit
Bumi sebagai satelit dengan kecepatan linier vs.
Sebuah
satelit tetap mengorbit Bumi pada lintasan melingkarnya karena satelit
mengalami gaya sentripetal. Besarnya gaya sentripetal pada atelit sama dengan
gaya gravitasi bumi terhadap satelit. Dengan demikian kita dapat menentukan
kecepatan linier satelit ketika mengelilingi bumi.
Untuk
satelit buatan yang mengrobit Bumi pada jarak yang cukup dekat dengan permukaan
Bumi (h << RB), maka
Jenis
orbit satelit dibagi menjadi 3 tergantung tujuan satelit itu dibuat.
a. Polar Orbit, yaitu satelit yang orbitnya
menghubungkan antara 2 kutub Bumi, biasa digunakana untuk penginderaan cuaca.
b. Equatorial Orbit, yaitu satelit yang
orbitnya mengorbit garis khatulistiwa yang biasanya digunakan untuk komunikasi.
Termasuk disini adalah satelit dengan Geo-synchronous Orbit, yaitu satelit yang
periode orbitnya sama dengan periode rotasi bumi.
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis menyimpulkan:
Gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik dapat berlaku secara universal
dan sebanding oleh massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak kedua benda. Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang
fisika berarti gaya tarik untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang
fisika tiap benda dengan massa m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan
benda lain (dengan massa m2 ). Misalnya partikel satu dengan partikel lain
selalu akan saling tarik-menarik. Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton
dalam bidang mekanika klasik bahwa benda apapun di atas atmosfer akan ditarik
oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh.
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara benda-benda tersebut. Penerapan hukum gravitasi Newton dapat diterapkan untuk menjelaskan gerak benda-benda angkasa. Salah seorang yang memiliki perhatian besar pada astronomi adalah Johannes Kepler. Dia terkenal dengan tiga hukumnya tentang pergerakan benda-benda angkasa.
Berdasarkan hukum gravitasi Newton, data-data tersebut digunakan untuk
menghitung besaran lain tentang benda ruang angkasa yang tidak mungkin diukur
di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://needmoreintelligent.blogspot.co.id/2013/11/makalah-hukum-gravitasi-newton-dan.html
2.
http://www.smansax1-edu.com/2014/09/penjabaran-hukum-gravitasi-newton-dan.html
3.
http://www.tugasku4u.com/2013/08/hukum-kepler.html
4.
naufallazuardi-upi.blogspot.com
5.
sisilain.net
6.
izziejresh.wordpres.com
7.
deramadebudiana.blogspot.com
8. Sunardi, Retno, Paramitha, Darmawan, Andreas, 2016.
Fisika untuk Siswa SMA/MA Kela X. Bandung: CV Yrama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar